BUDIMAN BLOG

Halamaan Blog ini sebagai sebagai syarat untuk memenuhi Studi Sistem Informasi Manajemen (SIM) UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 26 September 2012

RENCANA PENGEMBANGAN SIM


PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pendahuluan
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
• Kebutuhan stratejik organisasi
• Aspek legal pendukung organisasi
• Masukan kebutuhan dari pengguna
Sistem stratejik dijabarkan dalam:
1. Visi dan Misi; Strategi pengembangan sistem membutuhkan keputusan politis dari pimpinan tertinggi yang telah dijabarkan dalam strategi aktivitas organisasi.
2. Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan kompetensi yang dimiliki. Analisis Tupoksi akan mengarah pada seberapa jauh pencapaian kinerja organisasi dapat dicapai, dengan menggunakan trend-trend penting, risiko-risiko yang harus dihadapi dan potensi peluang yang dimiliki (menggunakan analisis SWOT).
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan kepuasan pelanggan/ masyarakat yang dilayani.

Tahap-tahap Pengembangan Sistem

1.Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
- Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
- Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
- Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
- Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

2.Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3.Tahap Perancangan/Desain
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti system basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangansistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode-metode pengembangan perangkat lunak yang ada pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode fungsi/data (function data methods) dan metode berorientasi objek (object-oriented methods). Pada intinya, metode fungsi/data memberlakukan fungsi dan data secara terpisah. Motode berorientasi objek memberlakukan fungsi dan data secara ketat sebagai satu kesatuan.
Metode fungsi/data membedakan fungsi dan data. Fungsi, pada prinsipnya, adalah aktif dan memiliki perilaku, sedangkan data adalah pemegang informasi pasif yang dipengaruhi oleh fungsi. Sistem biasanya dipilah menurut fungsi, di mana data dikirim di antara fungsi-fungsi tersebut. Fungsi kemudian dipilah lebih lanjut dan akhirnya diubah menjadi kode sumber (program komputer).
Sistem yang dikembangkan dengan metode fungsi/data sering sulit pemeliharaannya. Problem utama dengan metode fungsi/data adalah bahwa seluruh fungsi harus paham bagaimana data disimpan. Dengan kata lain, fungsi harus paham struktur datanya. Seringkali, dalam hal-hal
tertentu, tipe data yang berbeda memiliki format data yang sangat berbeda. Problem lain dalam metode fungsi/data adalah bahwa manusia secara alami tidak berfikir secara terstruktur. Dalam kenyataannya, spesifikasi kebutuhan biasanya diformulasikan dalam bahasa manusia.
Metode berorientasi-objek mencoba menstrukturkan sistem dari item-item yang ada dalam domain masalah. Metode ini biasanya sangat stabil dan perubahannya sangat sedikit Perubahan yang terjadi biasanya mempengaruhi hanya satu atau sedikit hal tertentu, yang artinya
perubahan yang dibuat hanya terjadi secara lokal di sistem.

LITERASI INFORMASI TEKNOLOGI (IT)


LITERASI INFORMASI


Pada era globalisasi ini, pustakawan dituntut tidak hanya trampil mengurusi buku namun juga dituntut bisa menguasai Teknologi Informasi (TI). Dengan menguasai TI, tentu saja pustakawan juga menguasai penelusuran Literasi Informasi. Dengan ketrampilan yang dimiliki pustakawan akan bisa membimbing dan mengajari mahasiswa untuk menemukan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan.
Apa itu Literasi Informasi?:
Menurut APISI:
Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada. Ketrampilan ini mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir, menyusun, memanfaatkan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi tadi”.1
Sedangkan menurut CILIP:
“Information literacy is knowing when and why you need information, where to find it, and how to evaluate, use and communicate it in an ethical manner.”1)
Dengan menguasai Literasi Informasi, ketrampilan pustakawan akan berkembang sehingga diharapkan bisa:
1.Mengembangkan minat, keterampilan, dan kepercayaan diri dalam menulis mengenai pekerjaan dan pengetahuan di bidang kepustakawanan dan informasi

2. Menghasilkan karya tulis dalam berbagai bentuk, terutama yang dapat meningkatkan pula profesionalisme pustakawan.

3. Mengidentifikasi dan mengumpulkan tulisan yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan disebarluaskan melalui berbagai media (blog, majalah internal, jurnal, dan sebagainya
Dengan menguasai hal-hal tersebut di atas, pustakawan bukan lagi semata-mata hanya mengurusi buku atau jenis media informasi lain, melainkan mereka mengemban tugas untuk mengelola informasi yang ada didalam perpustakaan dimana dia bekerja, dalam berbagai bentuk yang ada, untukkebutuhan penggunanya. Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada. Ketrampilan ini mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir, menyusun, memanfaatkan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi tadi.

TEKNOLOGI TREND 2012


TEKNOLOGI TREND 2012

Fujitsu memaparkan 12 perspektif yang akan menjadi tren dan mengubah teknologi informasi sepanjang 2012. 

"Teknologi mobile, layanan Cloud, dan media sosial akan mendatangkan perubahan. Tren-tren itu akan mengubah cara bisnis masyarakat," kata Presiden Direktur Fujitsu Indonesia Achmad Sofwandi Jakarta pada Selasa (14/2).

Sembilan tren tersebut : 
1. Real-time insight 
Masuknya berbagai perangkat digital ke dalam kehidupan manusia akan memberikan banyak informasi berbasis data berkecepatan tinggi. Hal itu memicu inovasi-inovasi bisnis berdasarkan Internet seperti pelayanan berbasis Internet dan pembentukan komunitas di Internet.

"Nantinya delivery pizza  bukan saja lewat ponsel, tapi juga Internet," katanya.

2. Bisnis tanpa batas Layanan Cloud memungkinkan pengguna membangun dan mengoperasikan sendiri usahanya berbasis Internet seperti berjualan di Internet sehingga batasan-batasan dalam bisnis tradisional akan hilang seperti kebutuhan akan pasar, lokasi, organisasi dan bahasa. Semua transaksi akan berdasarkan Cloud sepertu melalui akun email, jejaring sosial dan laman lainnya.

"Banyak perusahaan teknologi yang menawarkan utilitas Cloud seperti ketersediaan hardware, softwaredan aplikasi," katanya.

3. Manusia di atas segalanya 
Sistem komputasi dan perangkat teknologi lebih tertuju kepada kepentingan dan kemaslahatan umat manusia seperti lahirnya sensor komputer yang bisa mendeteksi kadar gula melalui cairan pembuangan kandung kemih. 

4. Informasi lebih utama daripada teknologi 
Data informasi menduduki posisi lebih penting dari pada perangkat teknologi itu sendiri. Informasi dapat meningkatkan kinerja bisnis dan kualitas hidup. Semakin banyak informasi yang didapat, maka akan semakin tepat keputusan yang diambil. "Perusahaan yang memanfaatkan berbagai informasi akan terus hidup sedangkan yang tidak akan tenggelam," katanya.

5. Semua perangkat akan terkoneksi 
Saat ini ada sekitar empat miliar peranti yang terhubung ke Internet dan jumlah itu akan terus meningkat hingga 15 miliar pada 2015 dan 20 miliar pada 2020. Kemampuan koneksi bukan lagi monopoli komputer, tetapi semua mesin seperti vending machine, meteran parkir bahkan tempat sampah akan mampu memancarkan informasi tentang status lingkungan di sekitarnya baik secara pasif, responsif bahkan secara otonom. 
"Akhirnya, manusia akan bergantung kepada informasi-informasi yang dihasilkan perangkat-perangkat tersebut. Saat ini orang kurang membutuhkan peta karena sudah ada GPS," katanya. 

6. Pilihan : satu untuk semua ukuran 
Perusahaan harus melakukan banyak inovasi dengan memberikan banyak pilihan layanan kepada pelanggan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga perusahaan lebih fleksibel.

7. Social working 
Perusahaan terus melakukan eksperimen dengan media jejaring sosial untuk terus menemukan inovasi atau solusi sebelum kompetitor mendahuluinya karena jejaring media sosial adalah penghubung yang tepat kepada pelanggan.
Tantangannya, media sosial sulit diprediksi dan dikendalikan karena masing-masing pelanggan memiliki keinginan dan kepentingan yang berbeda-beda. 

8. Kekuatan komunitas 
Crowding Out Web tidak hanya menyediakan akses informasi. Web juga mampu menghubungkan jutaan, bahkan miliaran orang. Crowdsourcing akan menyediakan berbagai manfaat sumber daya manusia yang berlimpah 

9. Mobilitas setiap manusia akan saling terhubung dan mobile. 
Komputer PC dan aplikasi PC akan kurang terpakai karena munculnya banyak perangkat-perangkat baru. (adm)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
COPYRIGHT © 2012 Jakarta (ANTARA News)

TEORI SISTIM INFORMASI MANAGEMEN


KONSEP / TEORI SIM

Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Parapemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya.

Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.

Manajemen Pada Aspek Informasi

Informasi, data, fakta, atau opini dalam suatu organisasi dapat berlangsung dari atas ke bawah atau sebaliknya dan dapat pula berlangsung secara horisontal. Lalu lintas informasi tersebut dapat berlangsung sewaktu-waktu dengan frekuensi tinggi atau rendah. Intensitas informasi tersebut belum tentu cocok dengan kebutuhan suatu organisasi dan bidang tertentu, terlebih bila informasi-informasi yang ada menumpuk dan tercampur baur.

Maka untuk penertibannya dibutuhkan suatu perangkat khusus yang dapat menanganinya. Perangkat tersebut dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) atau Manajemen Informasi secara Sistem (MIS).Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang sejak tahun 1960an.

Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti: “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan Informasi”, “Sistem Informasi dan Pengambil Keputusan”.

Untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam pelbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.

Baskerville dan Myers berargumentasi bahwa SIM sudah saatnya menjadi sebuah disiplin ilmu secara mandiri.

Davis menawarkan konsensus, bahwa setidaknya terdapat lima aspek yang dapat dikategorikan sebagai ciri khusus bidang SIM :

1.Proses Manajemen, seperti perencanaan strategis, pengelolaan fungsi sistem informasi, dan seterusnya.
2.Proses Pengembangan, seperti manajemen proyek pengembangan sistem, dan seterusnya.
3.Konsep Pengembangan, seperti konsep sosio-teknikal, konsep kualitas, dan seterusnya
.4.Representasi, seperti sistem basis data, pengkodean program, dan seterusnya.
5.Sistem Aplikasi, seperti Knowledge Management, Executive System, dan seterusnya.

Secara ideal, lembaga pendidikan seharusnya memiliki SIM yang merupakan suatu unit atau badan tersendiri lengkap dengan susunan petugasnya. Sebab, adanya SIM bertujuan—sebagaimana dijelaskan Murdick—untuk meningkatkan manajemen yang didasarkan kepada berita-berita, intuisi, dan pemecahan masalah yang terisolasi kepada manajemen yang didasarkan pada informasi secara sistem, pemrosesan data secara sempurna dengan alat-alat yang canggih dan pemecahan masalah secara sistem.

SIM sebagai suatu badan memiliki bagian-bagian yang melaksanakan tugas-tugas tertentu. Bagian-bagian itu ialah:

(1) pengumpulan data,
(2) penyimpan data,
(3) pemroses data,
(4) pemrogram data.

Masing-masing bagian tersebut dibutuhkan petugas yang ahli dalam bidangnya. Di negara-negara yang kaya, SIM sudah menggunakan alat yang canggih, yaitu komputer sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap dan benar.

Di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, pemakaian komputer ini sedang dirintis. Meski demikian, data dapat saja diproses dengan pikiran dan keterampilan petugas dengan memakai model berpikir deduktif dan induktif. Berpikir deduktif bersumberkan dari kebutuhan manajer sedangkan berpikir induktif terjadi ketika menyusun informasi dari fakta-fakta yang menyangkut kebutuhan manajer.


Sistem Informasi Sebagai Pendukung Proses Manajerial

Teori-teori kepemimpinan diketahui bahwa manajemen suatu organisasi memainkan tiga ketegori peranan, yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan informasional, dan peranan selaku pengambil keputusan. Peranan yang bersifat interpersonal dimaksudkan untuk menumbuhkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam organisasi. Peranan ini dapat terlihat dalam tiga bentuk, yaitu :

(1) peranan yang bersifat simbolis, dimana ia akan berakibat pada kesediaan manajemen untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan seremonial.
(2) Peranan selaku pimpinan, dimana kemampuan memimpin yang efektif akan turut menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi.
(3) Peranan sebagai penghubung, yakni manajemen menerima informasi dari pihak luar dan sebaliknya memberikan informasi kepada pihak luar tentang organisasi yang dipimpinnya.Peranan yang kedua adalah peranan informasional.

Yakni, dalam kedudukannya sebagai pimpinan dalam organisasi, manajemen menjadi pemantau arus informasi, selain sebagai penerima dan pembagi informasi. Peranan yang terakhir adalah selaku pengambil keputusan, baik yang sifatnya strategis, fungsional dan teknis operasional.

Seluruh peranan yang telah disebutkan tadi akan dapat dimainkan oleh manajemen dengan tingkat efektivitas yang tinggi apabila sebelum dan selama memainkan peranan tersebut tersedia semua jenis informasi yang diperlukan oleh manajemen suatu organisasi

Sabtu, 28 Juli 2012

Gedung Utama PU dengan Konsep Green Building

Pembangunan gedung Utama dan gedung parker Kementerian Pekerjaan Umum dengan menerapkan konsep “Green Building” (penghematan energy, penghematan air, penghematan material local dan meminimalkan CO2 dan mengutamakan kenyamanan ruangan) mengacu pada Green Concept Site.
“Pembangunan gedung utama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ini memang biaya pembangunannya lebih mahal 10-15%, karena menggunakan konsep green building”, ujar Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto dalam acara syukuran pembangunan gedung utama sekaligus peresmian penggunaannya.
Djoko mengatakan, bangunan gedung ini dibangun berdasarkan satu masterplan yang ditandatangani oleh menteri PU Sunarno di tahun 2003, atas dasar masterplan itu kita teruskan. Sementara itu kaitannya dengan konsep green building, bangunan gedung ini di desain secara green yang mendapat sertifikat platinum dari Green Building Council, yang merupakan sertifikat tertinggi.
 “Dengan gedung baru ini, listrik bisa dihemat sampai 44 % dan penggunaan air juga bisa dihemat sampai 81% pada musim hujan dan 63% di musim kemarau, hal ini dikarenakan pada musim hujan semua air hujan kita tampung, dan recycle sehingga bisa digunakan kembali,” tambah Djoko.
Meskipun lebih mahal dalam pembangunannya, namun apabila dihitung mulai dari membangun sampai rusaknya pada sekian puluh tahun lagi, harganya akan tetap jauh lebih murah dari gedung yang tidak memakai konsep green building.
Sebagai penutup, Djoko memberikan pesan “Harapan saya untuk para pengelola proyek kalau ada pembangunan lagi untuk gedung lain yang apabila dalam perencanaan dan pelaksanaannya platinum maka operational maintenancenya juga harus platinum,” Tutup Djoko. (Ange-Infokom BM)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More